Awalnya saya tidak percaya kalau
masih ada bullying di sekolah-sekolah kita di Indonesia. Tetapi setelah
mendapatkan penjelasan yang disertai pemutaran film yang direkam oleh
kamera tersembunyi membuat hati ini menangis dan menjerit pilu. Rupanya
telah banyak anak muda kita yang tak berdosa akhirnya mati sia-sia
akibat bullying yang ada di sekolah.
Hari Rabu sore kemarin, 18 Pebruari 2009 sekolah kami mendapatkan
seorang tamu yang sangat bersahaja. Namanya ibu Diena Haryana dari
SEJIWA. Dalam presentasinya beliau mengatakan bahwa telah banyak korban
berjatuhan akibat adanya Bullying di sekolah-sekolah yang ada di
Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan hal itu.
Kekerasan yang sering terjadi di sekolah itu adalah corporal punishment,
bullying, pelecehan seksual, penggunaan senjata, dan pembentukan
geng-geng. Namun dari semuanya itu yang paling terbanyak adalah bullying
dan corporal punishment.
Corporal punishment adalah hukuman yang paling banyak dilakukan oleh
guru di sekolah terhadap siswa dengan menggunakan kekerasan dengan
sebuah alasan karena hendak mendisiplinkan siswa. Misalnya memukul
tangan dengan penggaris, menjambak rambut karena terlalu panjang,
menyuruh push up karena terlambat, menampar kepala karena tak dapat
membaca dengan lancar.
Apakah perilaku Bullying?
Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya, takut,
terintimidasi, oleh tindakan seseorang baik secara verbal, fisik atau
mental. Ia takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi, dan ia merasa
tak berdaya mencegahnya. (Andrew Mellor, antibullying network, univ. of
edinburgh, scotland).
Beberapa macam tindakan Bullying adalah:
Psikologis seperti memfitnah, mempermalukan, menakut-nakuti,
menolak, menghina, melecehkan, mengecilkan, mentertawakan, mengancam,
menyebarkan gosip. mencibir, dan mendiamkan
Fisik seperti menendang, menempeleng, memukul, mencubit, menjotos,
menjewer, lari keliling lapangan, push up, bersihkan WC, dan memalak.
Verbal seperti berteriak, meledek, mengata-ngatai, name calling,
mengumpat, memarahi, dan memaki.
Bullying perlu kita cermati karena tak ada seorang pun punya hak dan
alasan untuk membullying orang lain. Serta tak ada seorangpun layak
menjadi korban bullying.
Gejala-gejala tengah terjadinya tindakan bullying pada anak kita di
sekolah adalah:
Adanya penurunan pada penampilan akademisnya
Adanya penurunan pada kehadirannya di sekolah
Hilangnya minat pada pekerjaan sekolah / PR
Sulit berkonsentrasi pada pekerjaan sekolah
Berkurangnya minat pada kegiatan-kegiatan sekolah
Drop out dari kegiatan yang tadinya dia sukai
Lalu Apakah yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk menghadapi hal
itu?
Cermati gejala-gejala perubahan anak, dan segeralah lakukan
pendekatan padanya
Tenanglah dalam bertindak, sambil meyakinkan anak bahwa ia telah
mendapat perlindungan dari perilaku bullying mendatang
Laporkan kepada guru/ pihak sekolah untuk segera dilakukan
penyelidikan
Meminta counsellor ( guru BK) sekolah melakukan penyelidikan
tentang apa yang telah terjadi
Meminta pihak sekolah untuk memberikan info tentang apa yang
sebenarnya telah terjadi
Mengajarkan anak cara-cara menghadapi bullying
Strategi Menghadapi Bullying di sekolah adalah:
Ajarkan anak kita untuk menyembunyikan kemarahan atau kesedihannya.
Bila ia tampak bereaksi si bullying akan senang
Ajarkan anak berani memandang mata si bullying
Ajarkan anak berdiri tegak, kepala ditegakkan dalam menghadapi
bullying
Tidak berjalan sendirian
Tetap tenang dalam situasi apapun
Bila dalam bahaya segera menyingkir.
Tulisan di atas semoga membantu para orang tua dan guru dalam menghadapi
bullying yang terjadi di sekolah. Semoga bullying tak terjadi lagi di
sekolah-sekolah kita, apabila kita mampu melakukan pengawasan.
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/02/20/bullying-sebuah-fenomena-negatif-pada-sekolah-sekolah-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar